Euro Memantul dari Ambang Paritas terhadap Dollar AS

Broker Online | Forex | Trading Online | Bursa Forex

Broker online – Euro rebound pada Selasa setelah meluncur ke level terendah 20 tahun. Terlihat mendekati level paritas terhadap dollar AS karena investor khawatir bahwa krisis energi di kawasan itu akan membawa resesi.

Mata uang bersama untuk kawasan Eropa sempat mencapai $0.99995 terhadap greenback terendah sejak Desember 2002. Setelah data menunjukkan sentimen investor Jerman pada Juli jatuh di bawah level pada awal pandemi virus corona karena kekhawatiran energi, kemacetan pasokan dan kenaikan suku bunga dari Bank Sentral Eropa (ECB).

“Sepertinya ini adalah prospek yang sangat suram untuk euro…paradigma sub-paritas sangat mungkin terjadi,” kata Mazen Issa, ahli strategi senior FX dari TD Securities di New York, menambahkan bahwa mata uang tunggal bisa turun ke tingkat 85-90 sen AS.

Issa mengutip kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih jauh dari ECB. Dan juga faktor makro termasuk neraca berjalan Eropa yang memburuk dengan cepat membebani mata uang tunggal tersebut.

GRAFIS: Survei ZEW Jerman

Dollar mendapat keuntungan dari ekspektasi bahwa Fed memiliki lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga daripada rekan-rekan sesama bank sentral lainnya. Dalam menghadapi prospek pertumbuhan yang lebih menantang.

Kekhawatiran bahwa Eropa bisa jatuh ke dalam resesi telah meningkat. Terlihat sejak pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman. Pipa Nord Stream 1, mulai pemeliharaan tahunan pada hari Senin. Pemerintah, pasar, dan perusahaan khawatir penutupan itu mungkin dapat di perpanjang karena perang di Ukraina.

GAMBAR BROKER ONLINE

Mata uang tunggal terakhir berada di $1.0045 setelah memantul dari area dekat $1.0. Yang oleh beberapa analis mengkaitkan dengan faktor teknis yang berkaitan dengan aktivitas opsi dan short-covering.

Neil Jones, kepala penjualan mata uang dari Mizuho, ​​mengatakan “Pasar telah ‘short’ pada euro untuk mengantisipasi penembusan di bawah paritas. Ttapi kami tidak mendapatkannya, yang menyebabkan para investor ingin membeli kembali mata uang tersebut.”

Beberapa rebound mungkin juga ada hubungannya dengan area $1 menjadi level psikologis yang penting.

“Paritas lebih merupakan level psikologis daripada titik grafik yang penting,” kata Marc Chandler, kepala strategi pasar dari Bannockburn Global Forex di New York. “Poin grafik penting turun ke mungkin $0.96 atau $0.98 sebagai level teknis yang lebih penting.”

GRAFIS: Paritas Euro-dollar

Kemungkinan katalis yang dapat mendorong euro kembali lebih rendah adalah data inflasi yang sangat di antisipasi pada hari Rabu. Data tersebut menunjukkan bahwa harga konsumen AS naik dengan tingkat tahunan sebesar 8.8% pada bulan Juni.

“Kita mungkin harus menunggu CPI AS…atau gambaran yang lebih jelas untuk pasar energi Eropa setelah pemeliharaan yang terencanakan di Nord Stream mendekati finalisasi euro-dollar untuk menembus ambang (paritas),” kata Simon Harvey, kepala FX dari Monex Eropa.

Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan pada hari Selasa bahwa dia memperkirakan Fed akan berhasil dalam pertempurannya melawan inflasi. Tetapi laju kemajuannya tidak dapat terprediksi.

Dollar Australia rebound dari level terendah dua tahun di tengah kekhawatiran pertumbuhan global karena China menerapkan pembatasan COVID-19 baru.

Aussie terakhir naik 0.36% pada $0.6761. Setelah jatuh ke $0.6712 terendah sejak Juni 2020.

Dollar AS turun 0.47% terhadap yen Jepang menjadi 136.78 setelah mencapai 137.73 pada hari Senin, level terkuat dalam 24 tahun.

Indeks dollar turun 0.07% menjadi 108.06.

Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt

PRODUCTS
RISK WARNING

Trading leveraged products such as Forex and CFDs may not be suitable for all investors as they carry a high degree of risk to your capital. Please ensure that you fully understand the risks involved, taking into account your investments objectives and level of experience, before trading, and if necessary seek independent advice

SOCIAL MEDIA