Broker online – Terlalu jauh untuk mengatakan bahwa pelemahan yen adalah alasan utama untuk menjelaskan mengapa harga di Jepang naik, kata Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa, Jumat.
Faktor utama kenaikan harga yang dilihat Jepang adalah gangguan rantai pasokan akibat pandemi dan melonjaknya harga makanan dan energi karena invasi Rusia ke Ukraina, katanya.
Naiknya harga konsumen merupakan isu sensitif politik di Jepang. Setidak-tidaknya menantang pandangan BOJ bahwa kenaikan harga baru-baru ini akan tetap bersifat sementara. Mereka juga bisa menjadi penyebab ketidakpuasan, terutama di kalangan berpenghasilan rendah yang khawatir dengan biaya hidup yang lebih tinggi.
Inflasi inti, yang tidak termasuk biaya makanan segar yang bergejolak tetapi termasuk energi. Terlebih telah melampaui target inflasi 2% BOJ selama tiga bulan berturut-turut, data pemerintah menunjukkan bulan ini. Dengan mencapai 2.2% pada bulan Juni.
“Mungkin berlebihan untuk mengatakan bahwa (kenaikan harga secara bertahap) karena melemahnya yen,” kata Asakawa dalam konferensi pers di Japan National Press Club.
Yen yang lebih lemah telah berkontribusi pada inflasi Jepang hanya sekitar 20% hingga 30% dari tingkat inflasi yang jelas olehnya, kata Asakawa.
Asakawa, yang telah memimpin ADB sejak 2020, oleh pelaku pasar sebagai calon penerus Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda. Mereka berdua dengan masa jabatan lima tahun keduanya akan berakhir pada April tahun depan.
Sebelum pensiun dari kementerian keuangan, Asakawa menjabat sebagai diplomat keuangan top Jepang selama empat tahun sejak 2015.
Untuk mengikuti rekomendasi harian, silahkan bergabung di account telegram CyberFutures @CFNewsJkt